Sabtu, 23 Agustus 2008

Rabu, 20 Agustus 2008

BIOGRAFI TIFATUL SEMBIRING


Nama:
Tifatul Sembiring
Lahir:
Bukittinggi, 28 September 1961
Istri:
Sri Rahayu
Anak:
1. Sabriana Sembiring
2. Fathan Sembiring
3. Ibrahim Sembiring
4. Yusuf Sembiring
5. Fatimah Sembiring
6. Muhammad Sembiring
7. Abdurrahman Sembiring

Pengalaman Organisasi:
 Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS),periode 2005-2010
 Pejabat Sementara Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Oktober 2004-April 2005
 Ketua DPP PKS Wilayah Dakwah I Sumatera
 Humas Partai Keadilan
 Pendiri PartaiKeadlan (PK)
 Aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII)
 Aktivis Yayasan Pendidikan Nurul Fikri, 1990
 Aktivis Korps Mubaligh Khairu Ummah

Pekerjaan:
 Direktur Asaduddin Press, Jakarta
 PT PLN Pusat Pengaturan Beban Jwa, Bali, Madura 1982-1989

Pendidikan:
 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer (STI&K) Jakarta
 International Politic Center for Asian Studies Strategic Islamabad, Pakistan

Alamat Rumah:
Kompleks Pondok Mandala II Blok N-1, Cimanggis, Depok, Jawa Barat

Alamat Kantor:
Kantor Pusat DPP Partai Keadilan Sejahtera
Gedung Dakwah Keadilan
Jl. Mampang Prapatan Raya No. 98 D-E-F
Jakarta Selatan, Indonesia
Telp +62-21-7995425
Fax +62-21-7995433


SI ANAK PANAH KE-3 PKS


Dia salah seorang ‘anak panah’ (kader) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang siap diluncurkan ke mana saja oleh pemegang busur (Majelis Surya) selaku lembaga tinggi partai. Dia menjadi anak panah ketiga yang menerima estafet kepemimpinan PKS. Tifatul Sembiring dipercaya menjabat Ketua Umum DPP PKS menggantikan dan melanjutkan kepemimpinan Hidayat Nur Wahid yang mengundurkan diri setelah terpilih menjadi Ketua MPR.



Tifatul yang sebelumnya menjabat Ketua DPP PKS Wilayah Dakwah I (Sumatera) dipilih dan dilantik Majelis Surya menjadi Pjs Ketua Umum DPP PKS, Senin 11 Oktober 2004. Pria Batak Karo kelahiran Bukit Tinggi 28 September 1961, melanjutkan kepemimpinan PKS periode 2001-2005.



Kemudian dalam Musyawarah Majelis Syuro I Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berlangsung 26-29 Mei di Jakarta, Tifatul terpilih sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) periode 2005-2010.

Selain memilih Presiden Partai, Majelis Syuro juga memilih ketua lembaga- lembaga tinggi partai. KH Hilmi Aminuddin menjadi orang nomor satu di PKS sebagai Ketua Majelis Syuro, Surahman Hidayat dipilih sebagai Ketua Dewan Syariah Pusat, Suharna Surapranata sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Pusat, Tifatul Sembiring sebagai Presiden Partai, Muhammad Anis Matta sebagai Sekretaris Jenderal, dan Mahfudz Abdurrahman sebagai Bendahara Umum.

Dalam pidato pertamanya setelah terpilih secara definitif sebagai Presiden PKS, Tifatul mengatakan, proses suksesi kepemimpinan di PKS bisa memberikan contoh bagi pembelajaran politik tentang cara berdemokrasi yang damai. Selain itu, proses suksesi kepemimpinan sebagai peristiwa penting di PKS ternyata bisa dilakukan dalam biaya yang lebih murah dibandingkan dengan pelaksanaan suksesi partai politik pada umumnya.

"Di PKS selalu seru sorong- sorongannya, saling menyilakan maju dan tidak ada kampanye untuk maju memimpin apalagi memakai politik uang," kata Tifatul menjelaskan.

Jabatan, bagi Tifatul, merupakan amanah yang pada akhirnya nanti harus dipertanggungjawabkan di padang mashar. "Dengan diamanahkannya beban jabatan ini, saya sendiri mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun," ujarnya.

Tifatul yakin PKS ke depan akan kembali melakukan lompatan besar. Untuk itu butuh kerja keras semua kader partai. Meskipun, tak akan membuat target khusus, tetapi PKS akan berusaha membuat peningkatan perolehan suara.


***

Partai kader yang digandrungi anak muda pencinta hati dan moral bersih ini memberi teladan bahwa para kader partai tidak pantas merangkap jabatan di partai manakala telah dipercaya menjabat di lembaga kenegaraan dan pemerintah (publik).

Partai terbuka yang membawa misi moral dan dakwah dalam waktu singkat berhasil melesatkan “anak panah” pertama Nur Mahmudi menjadi Menteri Kehutanan dan Perkebunan (Menhutbun) di era Presiden Abdurrahman Wahid, dan “anak panah” kedua Nur Wahid terpilih menjadi Ketua MPR RI periode tahun 2004-2009.

PKS adalah partai yang mempunyai disiplin kuat membedakan mana hak-hak publik dan mana hak-hak partai. Konflik kepentingan dan perangkapan antara jabatan publik dan jabatan partai adalah tabu. Sikap itu pernah segera dibuktikan oleh Nur Mahmudi yang ketika ditunjuk menteri mundur sebagai Presiden PKS, demikian pula Nur Wahid usai terpilih 5 Oktober resmi mundur per 11 Oktober 2004. Untuk sementara Tifatul masih merupakan “anak panah” yang sedang disiapkan oleh sang pemegang “tali busur” untuk suatu ketika dilesatkan kemana saja sesuai kebutuhan partai dan demi kemaslahatan umat.

Dianggap berhasil
Kemunculan Tifatul menjadi pengganti Nur Wahid mengejutkan banyak pihak. Namun bagi Majelis Surya PKS mengetahui track record Tifatul, hal ini bukan mengejutkan. Dia kader yang berhasil menggelontorkan 380 kursi parlemen se-Sumatera ke pada Pemilu Legislatif 5 April 2004 menjadi milik PKS. Dia pula kader yang dipercaya tampil dalam lobi politik sebelum partai ini menjatuhkan pilihan mendukung pasangan SBY-MJK dalam Pilpres putaran kedua, setelah pada Pilpres pertama 5 Juli 2004 mendukung pasangan Amin Rais-Siswono Yudohusodo.

Sebagai Ketua DPP Wilayah Dakwah (Wilda) I Sumatera membawahi 10 propinsi di Pulau Sumatera, dengan mengusung 52.000 kader PKS se-Sumatera Tifatul Sembiring dianggap berhasil meraih total 380 kursi parlemen. Diantaranya, sebanyak 17 kursi di DPR RI Senayan, 57 kursi di DPRD I seluruh propinsi Sumatera, dan sisanya di DPRD II Kabupaten/Kotamadya seluruh Sumatera. Jumlah ini adalah sepertiga dari total 1.112 kursi parlemen di semua tingkatan yang berhasil diraih PKS di seluruh Indonesia.

Perihal lobi politiknya kepada pasangan SBY-MJK, Tifatul mengakui awalnya ia yang didampingi Sekjen PKS Anis Matta berhasil mengadakan komunikasi politik agar pada Pilpres pertama 5 Juli 2004 PKS ada di barisan SBY-MJK. Sayangnya, lobi itu belum bisa diterima segenap pimpinan partai. Sebab terbukti, berdasarkan mekanisme internal organisasi partai, di hari terakhir sebelum masa tenang PKS baru bisa memutuskan sikap politik untuk mendukung Amin Rais-Siswono Yudohusodo. Pasangan ini ternyata tak didukung efektif oleh rakyat kebanyakan sebab hanya menempati urutan keempat perolehan suara di bawah pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Muhammad Jusuf Kalla, Megawati Soekarnoputri-KH Hasyim Muzadi, dan pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid.

Komunikasi politik kepada SBY-MJK kembali diteruskan Tifatul. Kali ini, menjelang Pilpres kedua 20 September 2004 yang hanya menyisakan dua pilihan pasangan ia disertai Irwan Prayitno. Hasil lobi lanjutan bisa diterima oleh Majelis Syuro dan pimpinan PKS. Sehingga jauh-jauh hari PKS sudah angkat bendera penuh mendukung pasangan SBY-MJK. Kendati sebagai “penumpang” terakhir kontrak politik yang dibuat Tifatul efektif menguntungkan sekali bagi kedua belah pihak. Dalam kontrak PKS memperoleh beberapa jatah kursi strategis di kabinet.

Pasangan SBY-MJK berhasil meraih suara terbanyak sebagai pemenang Pemilu. Sebagai the ruling party “anak-anak panah” PKS siap dilesatkan ke mana saja dan kapan saja. Salah satu bukti awalnya adalah Hidayat Nur Wahid. Atas restu dan dukungan SBY-MJK bersama Partai Demokrat (PD), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Kebangsaan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB), dan partai-partai lain yang tergabung dalam koalisi kerakyatan ditambah sejumlah anggota DPD, Hidayat Nur Wahid pada pemilihan 6 Oktober 2004 berhasil meraih kursi pimpinan MPR berbeda tipis dua suara saja dari Sutjipto dari Koalisi Kebangsaan.

Walau partai baru dalam waktu singkat PKS sudah tergolongkan ke dalam kelompok elit, atau sebagai the ruling party partai penguasa. Karena sebagai partai penguasa Tifatul berjanji dan menjamin tak akan melengserkan Presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono di tengah jalan, seperti pernah dialami Gus Dur. Kendati “hanya” sebagai pimpinan sementara Tifatul pasti akan memberi banyak warna kepada partai dan peta perjalanan politik nasional, paling tidak hingga berlangsung Mukhtamar April 2005 untuk memilih pimpinan baru PKS yang definitif.

Politik sebagai ibadah
Tifatul Sembiring adalah ayah dari tujuh orang anak hasil pernikahannya dengan Sri Rahayu, wanita asal Karanganyar. Tifatul bersama Nur Mahmudi Ismail dan Hidayat Nur Wahid adalah tiga dari antara 50 orang pendiri Partai Keadilan (PK), partai yang menjadi cikal bakal PKS. PK pada Pemilu 1999 tidak lolos electoral threshold batas dua persen sehingga untuk bisa maju kembali pada Pemilu 2004 PK harus bermetamorfosa menjadi partai baru. Lahirlah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Tifatul mengaku menerima mandat memimpin PKS secara mendadak. Hanya tiga hari sebelum diserahterimakan, dilantik, dan diumumkan resmi ke masyarakat luas 11 Oktober, persisnya pada Jumat 8 Oktober 2004 malam hari. “Anak panah” Tifatul dilesatkan menjadi presiden partai oleh “tali busur” yang terdiri Majelis Pertimbangan Partai, Majelis Syura, Dewan Syariah Pusat, dan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid. “Saya dan istri saya baru tahu malam Sabtu. Keputusan itu sudah diambil dan dimandatkan kepada saya setelah shalat magrib,” kata Tifatul, kepada Azhar Azis dari Indo Pos.

Tifatul menanggapi pemberian mandat sebagai biasa-biasa saja sebab tidak ada yang istimewa dalam setiap proses peralihan kepemimpinan di PKS. Namun karena yang menerima mandat adalah dirinya sendiri maka disertai pula rasa takut. “Kalau di PKS, kita justru takut menerima jabatan. Karena itu, tidak ada kader yang mau melakukan kampanye positif untuk pencalonannya. Tetapi, kita seperti anak panah yang siap diluncurkan ke mana saja oleh sang pemegang tali busur, yaitu Majelis Syura dan lembaga tinggi partai,” jelas Tifatul.

Rasa takut muncul pada diri Tifatul sebab ia tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Dirinya kaget saat mengetahui telah ditunjuk sebab sepanjang memegang jabatan sementara hingga enam bulan ke depan ia menjadi harus berhati-hati dalam mengambil setiap tindakan dan kebijakan partai.

Di sisi lain ia merasakan biasa-biasa saja sebab demikianlah halnya iklim demokrasi di PKS. Tidak ada yang istimewa dalam setiap proses peralihan pimpinan PKS. Bahkan, istri dan anak-anaknya sudah maklum akan pola kerja PKS yang sedemikian tangkas. Sejak pertama kali aktif, saat masih bernama PK Tifatul sudah sering berada di luar rumah.



Sebagai Humas PK ia selalu harus berada disamping Sang Presiden Nur Mahmudi Ismail, diminta untuk mendampingi. Berada di luar rumah hingga 17 hari lamanya mudah dipahami alasannya oleh seluruh anggota keluarga, yang menganggap pekerjaan politik di PKS sebagai ibadah dan pengabdian kepada umat.

Tifatul beribadah dan mengabdi kepada umat melalui karir politik PKS berjalan secara mulus. Urusan kebutuhan keluarga sudah ditopang oleh kelancaran usaha penerbitan milik Tifatul. Dia adalah direktur merangkap penulis pada perusahaan penerbitan Asahuddin Press, Jakarta, miliknya.

Demikian pula istrinya, Sri Rahayu tergolong aktif menulis tentang kewanitaan. Dua buah bukunya, “Bila Muslimah Berpolitik” dan “Ketika Aku Mencintaimu”, sudah diterbitkan oleh Gema Insani Press. Tifatul pertamakali mengenal Sri Rahayu, istrinya, itu di arena dakwah kampus. Tifatul awalnya adalah aktivis dakwah kampus yang menebarkan syiar Islam. Di forum mulia itulah untuk pertama kali Tifatul, pria Batak Karo kelahiran Bukittinggi dipertemukan sekaligus berkenalan dengan gadis asal Karanganyar, Sri Rahayu.

Ketujuh putra-putri buah cinta pernikahan Tifatul-Sri Rahayu adalah si sulung Sabriana pelajar kelas 2 SMU, dan Fathan kelas 1 SMU. Selanjutnya adalah Ibrahim, Yusuf, Fatimah, Muhammad, dan si bungsu Abdurrahman yang masih berusia 2 tahun 8 bulan.



Sesibuk apapun perjalanan karir politik berupa ibadah dan dakwah, Tifatul selalu berusaha menyediakan waktu khusus kepada seluruh anggota keluarga. Rapat keluarga seringkali digelar untuk mendengarkan masukan dan kritikan dari anak-anak. Hasilnya, kendati sering berada di luar rumah keseluruhan anaknya tak merasa terasing atau teralienasi dari kegiatan Tifatul yang rajin berdakwah.

Tifatul adalah insinyur komputer lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer (STI&K) Jakarta, yang sejak tahun 1982 bekerja di PT PLN Pusat Pengaturan Beban Jawa, Bali, dan Madura. Tugasnya menggarap bidang telekomunikadi dan data processing. Tahun 1989 ia mengundurkan diri dari pekerjaan mapan itu hanya untuk berdakwah. Sejak aktif berdakwah di kampus jiwa mubaligh sudah tertanam dalam diri Tifatul.

Pekerjaan di PLN begitu menyita waktu Tifatul sehingga tidak sempat berinteraksi dengan sesama untuk berdakwah. Berangkat kerja jam enam pagi lalu pulang jam enam sore sudah dalam kondisi kelelahan. Interaksi dengan masyarakat sekitar menjadi minim sekali, padahal, dalam Islam sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang memberikan manfaat kepada orang lain.

Sejak tahun 1990 aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) ini bergabung dengan Yayasan Pendidikan Nurul Fikri, serta dengan Korps Mubaligh Khairu Ummah, hingga sekarang. Tifatul juga menyempatkan diri berkunjung ke Pakistan selama enam bulan untuk mengasah wawasan berpikir politik di International Politic Center for Asian Studies Strategic Islamabad, Pakistan.

Tifatul terus saja merangkai jaringan dakwah kampus. Begitu tiba era multi partai, bersama Nur Mahmudi dan Nur Wahid ia berada bersama 50 kader pendiri Partai Keadilan (PK), di tahun 1998. Sejak itu resmilah Tifatul menggeluti politik praktis sebagai salah satu model ibadah dan dakwah yang baru. Awalnya ia menjabat Humas partai yang mengharuskannya selalu mendampingi Presiden Nur Mahmudi.



Menjelang Mukhtamar, Tifatul ditugaskan sebagai Wakil Sekjen PKS, dan pasca mukhtamar diangkat mendapat mandat sebagai Ketua DPP Wilayah Dakwah I Sumatera. Jabatan, mandat, dan amanah itu berhasil dipertanggungjawabkan Tifatul dengan menggelontorkan sepertiga total kursi palemen milik PKS berasal dari wilayah dakwah pimpinannya

PKS: Justru 2009 Puncak Politik Kita




INILAH.COM, Jakata – PKS bertekad akan tetap mengajuka calon presiden dari kadernya sendiri. Sebab, 2009 dianggap sebagai tahun puncak politik partai Islam berbasis intelektual muda itu.

Zulkieflimansyah, Wakil Ketua Fraksi PKS DPR, memprediksikan partainya akan meraih 20% suara pada Pemilu Legislatif 2009. Sehingga, semangat kader dan simpatisan yang menginginkan PKS mengajukan sendiri capresnya, merupakan peluang sejarah yang harus disikapi dengan cerdas dan arif.

“Jika PKS meraih 20% suara, dengan Bismillahirrahmanirrahiim, kita akan mengajukan calon presiden dari dalam. Hidayat Nur Wahid adalah kandidat paling kuat dan paling didukung oleh PKS. Semua orang tahu Hidayat sudah banyak berkorban untuk pengembangan PKS,” jelas Zulkieflimansyah.

Lebih lanjut, dosen Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu, menghargai pandangan para pakar politik yang menginginkan PKS sebaiknya baru mengajukan capres 2014. Namun itu dinilainya terlalu lama.

“Biarlah sejarah yang menilai. Sebab, soal kalah menang dalam Pilpres itu merupakan hal biasa bagi keluarga PKS. Namun, pendidikan politik, spirit politik, dan kebersamaan harus terus kita jaga,” tandasnya. [R2]

573 Caleg PKS Insya Allah Bebas Dari Korupsi


“Setiap caleg yang didaftarkan telah melewati dua tahap seleksi yang kuat. Pertama seleksi moral, dan kedua seleksi kompetensi.” Ujar Anis Matta di gedung KPU siang tadi (19/8).



PK-Sejahtera Online: Hari ini PKS menyerahkan daftar calon legislatif untuk DPR Pusat pada pukul 12.00 WIB. Daftar Caleg diserahkan oleh Sekjen, sekaligus ketua Tim Pemenangan Pemilu PKS, Anis Matta, dan diterima oleh anggota KPU Syamsul Bahri. Daftar caleg tersebut terdiri dari 373 Laki-laki dan 200 perempuan (34,9%). Sekitar 80% berusia 30-45 tahun. Anis Matta menyerahkan 12.033 berkas dokumen dari 573 caleg yang didaftarkan yang dikemas dalam dua belas kotak plastik besar.

Turut mendampingi sekjen, hadir pula para wakil sekjen, para ketua wilda, ketua Badan Humas DPP PKS, Mabruri, Ketua Bidang Pembinaan Kader, Ahmad Zainudin, dan ketua bidang Pembinaan Pemuda, Ahmad Faradis.

Ketika ditanyakan tentang caleg dari kalangan artis, Mardani mengatakan bahwa bagi PKS, selain popularitas, aspek lain yang lebih penting sebagai prioritas adalah kualitas dan kompetensi caleg.“Setiap caleg yang didaftarkan telah melewati dua tahap seleksi yang kuat. Pertama seleksi moral, dan kedua seleksi kompetensi. insya Allah bebas dari korupsi” jelas Anis Matta.

Selain memenuhi syarat yang diminta KPU, caleg PKS juga wajib menandatangani JANJI SETIA yang terdiri dari 5 poin. Diantaranya menjaga integritas moral, menghindari pendapatan yang haram atau syubhat, tidak melakukan korupsi dan melakukan pola hidup sederhana.

Tifatul Bantah Cagub PKS Disebut Penjudi

Jakarta - Beberapa hari lalu kita disuguhi tayangan 'berbau' politis di salah satu TV swasta. Dalam tayangan tersebut, pria yang mirip calon Gubernur Sumatera Selatan yang diusung PKS, PDIP dan PPP, Syahrial Oesman tampak sedang berjudi di sebuah tempat judi ternama di Malaysia.

Menanggapi hal tersebut, Presiden PKS Tifatul Sembiring menganggap hal itu merupakan cara-cara yang dipakai Orde Baru dalam menghabisi lawan-lawannya.

"Mental Orde Baru ini adalah orang-orang tidak siap bersaing secara sehat, tidak siap berdemokrasi, tidak siap berbeda pendapat. Mereka merasa bahwa hati rakyat dapat dibeli dengan uang," ujar Tifatul dalam pesan singkatnya yang diterima detikcom, Rabu (20/8/2008).

Menurut Tifatul, ciri-ciri Orde Baru dalam menghancurkan musuhnya di antaranya dengan menfitnah.

"Ini terlihat dari beberapa pilkada yang diikuti, PKS difitnah bermacam-macam, dituduh Taliban, Wahabi dan sebagainya. Di Sumsel, calon PKS dituduh korupsi, penjudi dan lain-lain," kata pria berjenggot ini.

"Kalau rakyat mau diperalat oleh orang-orang bermental seperti ini, maka Indonesia tidak akan maju-maju. Semua pihak harus siap berdemokrasi, siap berbeda pendapat, setuju atau tidak setuju," papar Tifatul.

Dia menambahkan, jika Indonesia dipimpin oleh orang-orang seperti tersebut, Indonesia tidak pernah akan mencapai kemajuan.

Dalam pilkada Sumsel yang akan berlangsung pada 4 September mendatang, PKS dan beberapa partai yang mendukung Syahrial Oesman akan berhadapan dengan calon yang didukung oleh Partai Golkar, Partai Demokrat dan PAN, Alex Nurdin.(

80% CALEG PKS berusia muda

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan mendaftarkan 589 calon legislatif(caleg)-nya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). 80 Persen calegnya didominasi usia muda.

"589 Caleg PKS terdiri dari 379 laki-laki dan 210 perempuan. Jumlah caleg perempuan 35,6 persen. Mayoritas (caleg) usia muda 30-45 tahun 80 persen," ujar Ketua Bidang Humas DPP PKS Ahmad Mabruri dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Senin (18/8/2008).

Mabruri menambahkan, PKS yang diwakili Wasekjen Mardani akan menyerahkan 15.905 dokumen ke kantor KPU hari ini pukul 10.00 WIB.

Sementara Wasekjen Mardani seperti yang disampikan Mabruri mengatakan, caleg PKS yang didaftarkan sudah melalui seleksi yang ketat. "Insya Allah bebas korupsi," kata Mardani.

Selain memenuhi syarat KPU, imbuh Mardani, caleg PKS diwajibkan memenuhi janji setia yang terdiri dari 5 poin. "Di antaranya tidak korupsi, hidup sederhana, menjaga integritas dan moral,"

8 Tips Sambut Ramadhan


dakwatuna.com - Ramadhan yang penuh kelimpahan kebaikan dan keutamaan, akan dapat dirasakan dan diraih ketika ilmu tentang Ramadhan dipahami dengan baik.

Bayangkan, para generasi awal Islam sangat merindukan bertemu dengan bulan suci ini. Mereka berdo’a selama enam bulan sebelum kedatangannya agar mereka dipanjangkan umurnya sehingga bertemu dengan Ramadhan. Saat Ramadhan tiba, mereka sungguh-sungguh meraih kebaikan dan keuataman Ramadhan. Dan ketika mereka berpisah dengan Ramadhan, mereka berdo’a selama enam bulan setelahnya, agar kesungguhannya diterima Allah swt. Kerinduan itu ada pada diri mereka, karena mereka sadar dan paham betul keutamaan dan keistimewaan Ramadhan.

Bagaimana menyambut bulan Ramadhan? Berikut kami hadirkan “8 Tips Sambut Ramadhan” :

1. Berdoa agar Allah swt. memberikan umur panjang kepada kita sehingga kita berjumpa dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal: Puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan. Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadan.” (HR. Ahmad dan Tabrani)

2. Pujilah Allah swt. karena Ramadhan telah diberikan kembali kepada kita. Imam An Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata: ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah swt. kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan.

3. Bergembira dengan datangannya bulan Ramadhan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya setiap kali datang bulan Ramadhan: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).

4. Rencanakan agenda kegiatan harian untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadhan. Ramadhan sangat singkat, karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah swt.

5. Kuatkan azam, bulatkan tekad untuk mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah swt., maka Allah swt. akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” Muhamad:21.

6. Pahami fiqh Ramadhan. Setiap mukmin wajib hukumnya beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadhan datang agar amaliyah Ramadhan kita benar dan diterima oleh Allah swt. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahu.” Al-Anbiyaa’ ayat 7.

7. Kondisikan qalbu dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs –pemberishan jiwa-. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental, dan jiwa kita siap untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah swt. di bulan Ramadhan.

8. Tinggalkan dosa dan maksiat. Isi Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Lembaran baru kepada Allah, dengan taubat yang sebenarnya taubatan nashuha. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” An-Nur:31. Lembaran baru kepada Muhammad saw., dengan menjalankan sunnah-sunnahnya dan melanjutkan risalah dakwahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahim. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, “Manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

Semoga Allah swt. memanjangkan umur kita sehingga berjumpa dengan Ramadhan. Dan selamat meraih kebaikan-kebaikannya. Amin ya Rabbana. Allahu a’lam (io/dakwatuna.com)

Hamasah Lidda'wah

Pada tahun 1924 M terjadilah revolusi rakayasa politik yang bertujuan untuk menghapuskan simbol terkahir kesatuan umat Islam, dan menghilangkan eksistensi kekhilafahan yang masih menjadi tumpuan harapan kaum muslimin di seluruh penjuru Timur dan Barat dunia. Revolusi ini memporak-porandakan Turki sebagai khalifah Islam.

Hasan Al Banna menyaksikan semua ini terjadi dalam kehidupan kaum muslimin dan menyaksikan pula bercokolnya penjajahan di bumi Mesir serta bermunculannya perusahaan-perusahaan asing yang mengeksploitir sumber daya alam dan manusianya. Ia dihimpit oleh keprihatinan terhadap kondisi yang mengenaskan ini, serta kepedihan yang luar biasa terhadap semua yang terjadi.

Umat Islam berada dalam krisis yang merobek-robek hati dan meluluhlantakan nurani. Khususnya di Mesir, kehidupan masyarakat sedang mengalami tarik-menarik hebat antara keislaman dengan invasi Barat yang sangat dahsyat, yang dilengkapi dengan berbagai senjata ampuh yang mematikan dan berbagai sarana propaganda.

Hasan Al Banna melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa kondisi semakin buruk, situasi kian memprihatinkan, kebobrokan kian merajalela dan penyakit bertambah parah. Beliau melihat pasukan dekadensi moral dan hedonisme semakin kuat dan energik sedang pasukan Islam kian hari kian loyo dan mengecil.

Meski usianya baru 19 tahun namun beliau sangat bersedih melihat kenyataan umat yang sedemikian parah, sehingga beliau melewati separuh ramadhan dalam kondisi yang sangat gelisah dan tidak bisa tidur karena memikirkan kondisi umat.

Tetapi beliau tidak berputus asa dan menyerah, bahkan semangatnya kian menggebu untuk melakukan apa yang mesti dilakukan orang-orang sepertinya dan bertekad untuk bersikap proaktif daripada hanya bersikap reaktif.

Apa artinya kesedihan dan kegelisahan?Apakah keduanya mampu memberikan solusi bagi problematika ini? Apakah kesedihan dan kegelisahan bisa mengusir Inggris dari bumi Mesir? Apakah keduanya bisa mengembalikan khilafah yang telah hilang?

Sehebat apapun kegelisahan dan sedahsyat apapun kesedihan tidak mungkin mengembalikan keutamaan yang telah ternoda, sesungguhnya tekad yang kuat dan kemauan yang keras, kerja yang terus menerus dan gerakan yang tak pernah kenal lelah dan jemu yang mampu mengembalikan semuanya.

Pemuda ini berusaha menyadarkan para pemimpin untuk memikul tanggungjawab ini dan menyeru mereka untuk menahan arus jahat itu. Ia memulai usahanya dengan menjalin hubungan dengan berdialog dengan mereka.

Pertama, ia mengunjungi rumah syaikh Yusuf yang pada saat itu termasuk ulama besar Mesir. Beliau memaparkan kepadnaya banyak hal, utamanya tentang problematika umat. Tetapi Syaikh Yusuf hanya menampakkan kesedihan dan kegelisahannya, dan mengatakan: ”Apa yang bisa kita lakukan sementara kita berhadapan dengan kekuatan Inggris yang dahsyat yang senantiasa bersiaga untuk menumpas gerakan apapun. Al Azhar sendiri sudah berkali-kali berupaya membendung arus ini namun tidak mampu. Sudahlah bukankah ALLAH tidak akan membebani seseorang melainkan sebatas kemampuannya”.

Perkataan ini tentu saja tidak menarik bagi Hasan Al Banna muda, semangatnya seketika itu juga muncul. Bayang-bayang kegagalan yang menakutkan tergambar dalam benak Hasan Al Banna, jika setiap pemimpin memberikan jawaban seperti ini.

Kemudain beliau dengan tegas mengatakan: ”Wahai syaikh, saya berbeda pendapat dengan Anda dalam persoalan ini, saya meyakini bahwa persoalannya tidak semata-mata karena kelemahan, tapi karena sikap berpangku tangan, atau lari dari tanggung jawab. Apa yang Anda takuti? Pemerintah? Al Azhar? Penghidupan Anda sudah mencukupi. Duduklah di rumah dan bekerjalah untuk Islam."

"Sebenarnya umat ada di pihak Anda jika Anda memberi perhatian kepada mereka, karena mereka muslim. Saya mengenal mereka di kedai-kedai kopi, di masjid-masjid, dan di jalan-jalan, saya melihat nilai keimanan masih ada dalam dada mereka. Namun kelalaian kita telah menyebabkan mereka menjadi santapan kaum atheis dan liberalis. Makar mereka begitu berpengaruh memperdaya umat, karena kelengahan kita. Akan tetapi makar mereka tak akan berarti apa-apa jika kita peringatkan mereka."

"Wahai ustadz, jika Anda tidak ingin bekerja untuk ALLAH, bekerjalah saja untuk dunia dan roti yang ustadz makan. Ingatlah, jika Islam lenyap dari tengah-tengah umat ini, Al Azhar pun pasti lenyap dan punah pula para ulamanya, sehingga Anda tidak akan mendapatkan apa yang akan Anda makan maupun yang akan Anda dermakan. Perjuangkan kepentingan Anda saja jika Anda tidak mau memperjuangkan eksistensi Islam. Bekerjalah untuk dunia saja jika Anda tidak ingin bekerja untuk akhirat. Karena jika tidak demikian, dunia dan akhirat Anda akan lenyap secara bersama-sama.”

Kalimat itu mengalir dari lisan pemuda belia dengan derasnya, ia terlontar dari hati yang terbakar dan terluka. Sebagian ulama menentang perkataan Hasan Al Banna bahkan mereka menuduhnya telah berbuat lancang kepada ulama.

Ternyata ada seorang ulama hadirin bernama Ahmad Bek Kamil membelanya: ”Wahai ustadz, kebenaran ada pada pemuda ini, kita memang harus bangkit. Sampai kapan kita terus lengah seperti ini? Pemuda ini menginginkan bahwa kita bersatu untuk membela Islam, jika demikian adanya maka dukungan umat dan dana mereka akan datang dengan sendirinya. Sedangkan alasan-alasan yang tadi kalian kemukakan sebenarnya tidak berguna sama sekali.”

Akhirnya majelis terpecah menjadi dua kelompok, satu kelompok mendukung ulama yang menentang Hasan Al Banna, satu kelompok mendukung ulama mendukung pendapat Ahmat Bek Kamil. Adapun syaikh Yusul hanya diam, kemudian beliau berkata: ”Semoga Allah memberi taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, agar dengan itu kita bisa beramal sesuai dengan ridho-Nya.”

Kemudian jamaah pergi ke rumah syaikh Muhammad Saad guna memenuhi undangannya. Hasan Al Banna terus membuntuti syaikh Yusuf, karena belum ada jawaban yang memuaskan yang beliau dapatkan. Ketika syaikh Yusuf mengambil hidangan, Hasan Al Banna mendekatinya, syaikh Yusuf berkata: ”Engkau bersama kami lagi?” ”Benar, persoalan Anda dan saya belum selesai.”

Lalu syaikh Yusuf memberikan hidangan tersebut kepada Hasan Al Banna, dan mengatakan: ”Ambillah ini! Dan marilah kita memikirkannya!” ”Subhanallah, wahai Tuan, persoalan ini sesungguhnya tidak butuh pemikiran, ia hanya butuh aksi secara nyata.” jawab Hasan Al Banna.

”Seandainya yang saya butuhkan sepotong hidangan, saya bisa membelinya sengan uang 1 Qirsy, lalu saya berdiam diri di rumah, dan tidak harus bersusah payah mengunjungi Anda. Wahai tuan, sesungguhnya Islam sedang diperangi dengan kerasnya, sementara tokohnya dan para pemimpin kaum muslimin hanya menghabiskan waktunya untuk tenggelam dalam kenikmatan diskusi. Apakah tuan mengira bahwa ALLAH tidak akan menghisab tuan atas apa yang tuan lakukan? Jika tuan mengetahui ada pemimpin Islam selain tuan, mohon tunjukkan kepada saya, agar saya dapat menemuinya. Mungkin saya akan mendapatkan sesuatu yang tidak saya dapatkan pada tuan."

Mendengar ucapan yang terlontar dengan bahasa yang berkobar-kobar dan mempertanyakan kontribusi keulamaannya, syaikh Yusuf pun menangis, sebagian hadirin pun menangis, lalu beliau berkata: ”Lalu apa yang harus saya lakukan?”

”Sederhana saja, ALLAH tidak akan membebani nseseorang melainkan sebatas kemampuannya. Tuan kumpulkan para ulama dan tokoh masyarakat yang memiliki semangat keislaaman, agar mereka mau bekerja dan memikirkan persoalan keumatan.”

”Baiklah”

Kemudian terkumpullah banyak tokoh ulama besar, mereka bersatu padu untuk membela Islam dan bersepakat untuk menerbitkan majalah Islam bernama Al Fath. Majalah ini berkembang cukup pesat dan menjadi penyulut sinar hidayah bagi para pemuda Islam, kelompok ini terus bekerja hingga akhirnya terbentuklah Jam’iyah Asy-syubban Al-Muslimin (Asosiasi Pemuda Muslim).

Subhanallah betapa semangat yang membara menghasilkan prestasi luar biasa, sedangkan kelesuan yang memenjara takkan menghasilkan apa-apa. Umat menunggu kita ayyuhal ikhwah.. akankah kita terus berdiam diri, meratapi hari

Kata-kata Bijak Ustadz Rahmat Abdullah dalam Film SANG MUROBBI


Ada dua hal yang mesti kita ingat. Kebaikan orang lainsama diri kita. Dan keburukan diri kita sama orang lain. Tapi ada duahal juga yang mesti kita lupakan. Kebaikan diri kita pada orang laindan keburukan orang lain pada diri kita…

Allah telah berfirman: "Sesungguhnya, Aku ciptakan langit danbumi ini, wahai manusia, buat kamu untuk berfikir, untuk menelaahbagaimana kamu menjalani hidup ini".

Ya ayuhal ikhwah, Antum perhatikan bagaimana Alloh telahmenciptakan batu dan air yang mengalir di sungai ini. Antara batu danair tidak ada pertikaian diantara mereka. Batu tidak pernah mengatakan,Hai air kenapa bunyimu terlalu keras Atau air mempersoalkan, Batu,kenapa kau ada disini. Tidak ada persengketaan diantara mereka; Manahak saya… Mana kewajiban kamu… Tapi kenapa kita tidak mau mengambil ibrohdari batu dan air? Kenapa kita mulai bercerai-berai, memikirkan inihakku… ini hak saya… Ini kewajibanku… Itu kewajibanmu… Malu kita semuapada batu dan air! Ini saatnya antum semua bersatu, bekerjasama dalamukhuwah Islamiyah… Allahu Akbar!

Jangan sampai nanti orang-orang tarbiyah dibenci karenaorientasi kekuasaan. Dia tidak boleh berbangga dengan bangunannya, lalutertidur-tidur tidak pernah mengurus urusan hariannya. Tetap dia haruskembali pada akar masalahnya, akar tarbiyahnya, mahabbin, tempat kancah dia dibangun.

Nah, akhi. Tantangan dakwah seperti itu. Diuji dengan kesusahan…Dicoba dengan penderitaan… Insya Allah, kita kuat. Tapi jika diuji olehAllah dengan kenikmatan, ini yang kita mesti hati-hati. Antum mestisabar… ikhlas… Ingetin terus temen-temen antum, jangan seperti monyet…
Kendor ga kendornya dakwah ini kita lihat dari asal muasalnya.Dakwah ini kan ibarat kita lagi buka lahan sawah. Kita cari benih yangbaik.. kita cari lahan yang baik.. kemanapun kita cari. Nah, kalo dapetbenih.. kita tabur deh tuh ke padang yang baik juga. Nah sekarang udahkita tanam, kita masukin aer, nah ketika aer masuk.. ada yang dateng,belut yang dateng. Soalnya kita mau sibuk sama sawah apa mau sibuk samabelut..?

Kalau uang udah habis, minta aja lagi sama Alloh. Kalau uang udahmau abis.. itu berarti rejeki udah mau dateng lagi. Kayak sumur aja,kalau sumur kering, berarti ujan udah mau dateng.
Setiap marhalah itu ada rijalnya, ada masalahnya. Jadi masing-masingkita ada cobaannya dari Alloh subhanahu wa taala, begitu juga dakwahkita. Obatnya adalah kesabaran, keikhlasan antum, pengorbanantemen-temen dan kita kembali ke asholah dakwah ini..
Seonggok kemanusiaan terkapar. Siapa yang mengaku bertanggungjawab? Bila semua pihak menghindar, biarlah saya yang menanggungnya,semua atau sebagiannya

Sudahkah Kita Bersyukur Hari Ini..???

Maka… nikmat Tuhamu manakah yang kamu dustakan…..Itu sepenggal dari ayat Al-Qur'an yang diulang beberapa kali sepanjang surah Ar- Rahman.Nikmat Tuhanmu mana yang kamu dustakan???Cobalah duduk sejenak dan pikirkan baik-baik………………………..Saat ini engkau sedang duduk membaca postingan ini.Tulang punggungmu kau tegakkan lalu memandang ke siniEngkau gunakan matamu menelusuri kata demi kataEngkau gunakan tanganmu menggerakkan scrol barEngkau gunakan otakmu untuk bisa mengerti dan memahami isi postingan iniSementara itu…..Paru-paru mu terus bekerjaJantungmu tidak berhenti memompakan darah untuk dialairkan ke otak dan badanmuSemua organ tubuhmu terus bekerja…Pikirkan baik-baik………..Jika satu saja nikmat dicabut darimu apa jadinya???Tanpa 2 mata apa yang bisa kau lihat???

Itu yang ada pada dirimu, bagaimana dengan apa yang diluar dirimu?Pikirkan baik-baik…..
komputer hang, kau mengeluh...Jerawat yang tumbuh di wajahmu, kau mengeluh jugaSariawan mu juga tak ketinggalan kau keluhkanMengapa ketika satu saja hal kecil yang Allah cabut, lantas kita mengeluh? Padahal masih begitu banyak nikmat lain, sampai-sampai jika kau coba untuk hitung maka tak akan pernah sanggup.Renungkanlah ini….Sudahkah anda bersyukur hari ini?Nikmat apa saja yang telah Allah karuniakan?Sudahkah anda bersyukur hari ini?